Sejarah Kyai Haji Imanadi
Sejarah singkat Kyai Haji Imanadi
K.H
Imanadi adalah putra dari Kyai Nurmadin bin Syekh Kyai Marbut Roworejo
Kebumen. Menurut riwayat, Kyai Marbut adalah salah seorang putra dari
Patih Dipotirto Solotiyang pada masa kerajaan Mataram yang memberontak
kepada Belanda. Kyai Marbut adalah adik dari Syekh Pangeran Mursyid /
Said Legok Pejagoan Kebumen. Kyai Marbut melarikan diri dari Mataram dan
mengungsi ke arah barat hingga akhirnya sampai di desa Roworejo
Kebumen.
Salah
satu putra dari Syekh Kyai Marbut adalah Kyai Nurmadin yang kemudian
mempunyai putra Syekh Kyai Haji Imanadi. Beliau menetap di tanah
keputihan ( bebas pajak ) yang kemudian dinamakan desa Pesucen Wonosari.
Di daerah tersebut beliau menjadi kyai dan ditunjuk oleh Pangeran
Diponegoro untuk menjadi panglima perang wilayah Kebumen dan sekitarnya.
Adapun yang menjadi panglima pusat adalah putra Kyai Nur Iman ( KGP
Hangabehi Kartosuro Sandeyo / Kyai Ageng Mlangi ).
Kyai
Imanadi sangat dikenal oleh Belanda sebagai sosok yang pandai dan
tangguh. Strateginya sangat bagus hingga beliau sangat sulit ditemukan.
Pada suatu ketika Kyai Imanadi terpojok dalam pertempuran dengan
Belanda. Pertempuran tersebut berada di tepi sungai. Akhirnya beliau
melompat masuk kedalam sungai dan lama tidak muncul dipermukaan. Belanda
yang mengetahui kehebatan Kyai Imanadi tersebut akhirnya dengan sabar
menyusuri sungai tersebut sampai ke muara sungai Lukulo. Kyai Imanadi
pun akhirnya tertangkap. Kecerdasan beliau dalam menyelesaikan berbagai
masalah pemerintahan, sosial, hukum dan lain – lainnya membuat Belanda
memperlakukannya dengan baik. Beliau kemudian sering dimintai bantuan
Belanda dalam meyelesaikan masalah – masalah yang ada. Akhirnya karena
keterbatasan SDM saat itu dan orang yang seperti Kyai Imanadi sangat
langka, maka Belanda kemudian menjadikan beliau sebagai Pengulu Landrat I
( Kepala Pengadilan Negeri ) di Kebumen. Beliau menerima tawaran
tersebut dengan syarat ; Belanda mengangkat Kyai Zaenal Abidin dari
Banjursari Buluspesantren sebagai wakil beliau. Hal itu dikarenakan
mereka adalah sahabat dekat dan Kyai Imanadi sangat percaya dengan Kyai
Zaenal Abidin, dimana sebelumnya Kyai Zaenal Abidin juga menjadi
asisten Kyai Imanadi saat bertempur dengan Belanda. Akhirnya karena
tugas yang diembannya tersebut, Kyai Imanadi pindah ke daerah Kebumen.
Beliau membeli tanah di sebelah barat alun – alun Kebumen. Tepatnya di
daerah Kauman. Dari keseluruhan tanah miliknya, beliau kemudian
mengambil bagian yang tengah dan menjadikannya sebuah masjid yang kini
menjadi masjid Agung Kebumen. Angka Tahun Pendirian Masjid tersebut
tertera dalam prasasti yang kini ada di dalam masjid tersebut.
Beliau
sekaligus menjadi imam pertama masjid Agung Kebumen. Setelah beliau
wafat maka imam dan pengganti beliau dalam jabatan Pengulu Landrat
adalah:
Pengulu Landrat II dijabat oleh KH. Moh. Alwi ( salah satu purta KH. Imanadi )
Pengulu
Landrat III dijabat oleh KH. Ali Kusen ( mertua dari KH. Ali Awal ,
dikarenakan pada saat itu anak - anak KH. Moh. Alwi masih muda.
Pengulu Landrat IV dijabat oleh KH. Ali Awal (salah satu putra KH. Moh. Alwi ).
Pengulu Landrat V dijabat oleh KH. Abdul Fatah ( dikarenakan purta - putra KH. Ali Awal saat itu masih sangat muda )
Pengulu
Landrat VI ( pengulu Landrat terakhir ) dijabat oleh KH. Abdullah
Ibrahim ( Putra pertama KH. Ali Awal dari isteri kedua ). Masjid yang
tadinya masih milik keluarga pun kini telah diwakafkan, sedang Imam
Masjid sampai sekarang tetap dari keturunan Beliau.
Kyai
Imanadi wafat di Kauman Kebumen akan tetapi jenazahnya dimakamkan di
desa Pesucen Wonosari, tempat beliau bermukim dahulu, sedangkan Kyai
Nurmadin ( ayahnya ) dan Kyai Marbut ( kakeknya ) dimakamkan di desa
Roworejo.
Silsilah Keluarga Besar Kyai Haji Imanadi
Pangeran Marbut, berputra :
- Pangeran Nurmadin, berputra :
- Kyai Haji Imanadi, berputra : 1. Nyai Warna; 2. Kyai Bashar Kahfi; 3. KH. Moh. Alwi; 4. Nyai Warna; 5. Nyai Djawahir ( menantu kyai Zaenal Abidin Banjursari Buluspesantren ); 6. H. Ahmad
- Kyai Haji Moh. Alwi, berputra( salah satunya ) :
- Kyai Haji Ali Awal, berputra :dari isteri pertama1. Nyai Abdul Manan I ( Kemangguan Alian )2. Nyai Abdul Manan II ( Kemangguan Alian )3. Nyai Zaenudin ( Pekeyongan, nenek Kyai Darobi dan Kyai Baehaqi Pekeyongan )4. Nyai Haji Hanan ( Plumbon )5. Kyai Ismail ( Karanganyar Kebumen )6. Kyai Kosim ( Kedung Tawon Kutowinangun Kebumen )7. Kyai Haji Tohir ( Kedung Tawon Kutowinangun Kebumen )
dari isteri kedua
1. Kyai Haji Abdullah Ibrahim ( Kauman )
2. Kyai Haji Soleh ( Kauman )
3. Kyai Haji Ali II ( Kauman )
4. Kyai Abdul Wahab ( Kauman )
Nyai Haji Hanan Plumbon berputra :
Kyai Pengulu Rilwan / Rokhanah ( Plumbon ), berputra :
- Roghoyah / Makmun ( Plumbon / Kauman Kebumen )
- Rofqoniah / Kyai Matori ( Jatisari Kebumen )
- Sanusi ( Prembun )
- Sugeng
- Dulkodir
Rughoyah / Makmun berputra :
- Rokhimah ( Tasikmalaya )
- Kharisoh ( Rantewringin Kebumen )
- Khotmah ( Tasikmalaya )
- Halimah ( Tasik Pamijahan )
- Honimah ( Kebumen )
- Soimah ( Kebumen ).
Honimah berputra :
- Sayyid R. Muh. Raffie Ananda / Tuti Khusniati Al Maki
- RA. Aila Rezannia
Haul Kyai Imanadi diadakan setiap tanggal 14 bulan Ruwah di pesarean Pesucen
Demikin
riwayat singkat Kyai Imanadi. Tentunya masih sangat banyak kekurangan
dari penulis. Atas semua kekurangannya penulis ucapkan maaf yang
sedalam – dalamnya. Penulis sangat mengharapkan masukan dan sumbangan
riwayat dari semua keturunan Kyai Imanadi guna terciptanya riwayat yang
baik. Harapan penulis, riwayat ini dapat bermanfaat bagi kita anak
turun Kyai Imanadi dan juga bagi masyarakat Kebumen. Akhirnya semoga
silaturahmi akan terus terbina.......ngumpulake balung pisah agar tidak
kepaten obor...
Bagi para anggota keluarga besar Kyai Imanadi yang belum tercantum di sini bisa menghubungi penulis di
FB:sutrismessiwatubarut@yahoo.com
0 komentar:
Posting Komentar